Cari Blog Ini

Senin, 18 Juli 2011

Khasiat Bekam Bagi Penderita Diabet

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit/ gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kurangnya produksi atau gangguan kerja (penurunan efektifitas) hormon insulin atau karena kedua-duanya. Penyakit DM dibagi dalam dua jenis. Pertama, DM tipe 1 atau yang disebabkan oleh rusaknya sel β (Beta) pankreas sebagai “pabrik” pembuat insulin. Kedua, DM tipe 2, tipe ini merupakan gangguan yang sifatnya heterogen, pada beberapa kasus akibat gangguan fungsi sel β, namun paling banyak disebabkan oleh gangguan kerja (resistensi) insulin pada sel-sel dalam jaringan tubuh.
Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh. Hasil pengamatan terhadap peningkatan frekuensi penyakit diabetes pada orang-orang yang menderita hemochromatosis menunjukkan bahwa kelebihan (overload) besi dalam tubuh berperan dalam muncetuskan penyakit diabetes. Hemochromatosis adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan kelebihan besi dalam tubuh. Akan tetapi, apa pun penyebab dari overload besi, baik karena penyakit genetik atau pun bukan, ternyata menyebabkan peningkatan diabetes.
Peran besi dalam menyebabkan penyakit diabetes ditunjukkan oleh dua hal, Pertama: terjadinya peningkatan kejadian diabetes pada orang-orang yang kelebihan besi, apapun penyebabnya. Kedua: adanya perbaikan penyakit diabetes setelah membuang kelebihan besi dengan obat-obatan yang dapat mengikat besi.
Orang-orang yang sering menjalani transfusi darah karena penyakit tertentu, seringkali mengalami overload besi dalam tubuhnya. Pada kelompok ini terdapat peningkatan kejadian diabetes. Walau mekanisme zat besi dapat mempercepat terjadinya diabetes belum diketahui secara pasti, namun dugaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan tiga mekanisme kunci, yaitu:
1.   Defisiensi (kekurangan insulin)
2.   Resistensi insulin (gangguan kerja insulin).
Maksudnya, meskipun insulin terdapat   dalam darah dalam jumlah yang cukup, akan tetapi tidak mampu mendorong glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Sebaliknya, apabila suatu sel sangat berespon tarhadap adanya insulin, maka kondisi ini disebut dengan “sensitif” terhadap insulin (insulin sensitivity).
3.   Disfungsi (kerusakan) hati (hepar).
Overload besi dan munculnya radikal bebas akan menyebabkan kerusakan sel β pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, terjadi penurunan produksi insulin. Karena produksinya berkurang, maka otomatis sekresi (pengeluaran) ke dalam darah juga berkurang.
Adapun mekanisme terjadinya resistensi insulin, diduga terjadi secara langsung atau melalui rusaknya fungsi hepar (hati). Selain itu, adanya pengendapan besi dalam otot akan menurunkan penyerapan glukosa karena terjadi kerusakan pada otot tersebut. Sebaliknya, insulin justru meningkatkan penyerapan besi, sehingga terjadilah lingkaran yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Selain bertanggung jawab pada terjadinya penyakit diabetes, besi juga bertanggung jawab pada timbulnya berbagai komplikasi penyakit diabetes, diantaranya penyakit ginjal dan penyakit kardiovaskuler.
“Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh.”
Penelitian hasil kerjasama dua institusi pendidikan kedokteran di Spanyol, yaitu University Hospital of Girona “ Dr. Josep Trueta” dan University Miguel Hernandez mencoba menilai sensitifitas insulin dan sekresi (pengeluaran) insulin setelah dilakukan pembekaman dengan interval empat bulan pada pasien diabetes tipe 2 yang memiliki kadar serum feritin (besi yang tersimpan dalam sel tubuh) berkadar tinggi, yaitu kadarnya > 200 ng/ mL. Penelitian menitikberatkan untuk melihat pengaruh hijamah (bekam) terhadap control metabolic, sekresi insulin, dan kerja insulin pada pasien diabetes dengan kadar feritin yang tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat efek pembuangan besi (iron depletion) terhadap parameter-parameter tersebut.
Pasien dibagi dalam dua kelompok, pertama (grup 1) yang berjumlah 13 pasien, dilakukan pembekaman dengan jangka waktu 2 minggu, setiap kali pembekaman diambil 500 mL darah. Total pembekaman yang dilakukan terhadap grup 1 sebanyak 3 kali. Kedua (grup 2) yang berjumlah 15 pasien adalah kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Diterapi pembekaman. Seluruh pasien (grup 1 dan grup 2) tetap mendapatkan terapi seperti biasanya dengan insulin, obat-obat anti-diabetes, dan olah raga selama periode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa serum feritin, transferin (protein yang berfungsi untuk mengikat atau membawa besi di dalam darah), saturation index, dan kadar hemoglobin turun pada pasien yang mendapatkan terapi hijamah (grup 1). Selain itu, kadar HBA1C  juga turun secara bermakna pada pasien grup 1. Didapatkan pula peningkatan sensitivitas insulin pada grup 1 dibandingkan grup 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijamah dapat berperan sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes tipe 2 dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Penelitian lainnya dari institusi yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk menguji hipotesis bahwa pembuangan besi yang bersirkulasi dalam darah dengan hijamah akan memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dan pada pasien dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Pada penelitian ini, pasien diabetes dengan kadar serum feritin > 200 ng/ mL dibagi dalam 2 kelompok seperti pada penelitian sebelumnya. Reaktivitas pembuluh darah dinilai pada awal penelitian, serta pada 4 dan 12 bulan berikutnya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembuangan besi dengan hijamah dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan kadar serum feritin yang tinggi. Perbaikan ini sejalan (paralel) dengan penurunan kadar besi dalam tubuh yang ditandai dengan turunnya kadar serum feritin pada pasien grup 1.
Penjelasan efek hijamah ini menunjukkan bahwa kelebihan besi menyebabkan perubahan dini pada struktur dan fungsi pembuluh darah manusia, yang ditandai dengan hipertrofi (penebalan) dinding pembuluh darah. Hipertofi ini dapat diperbaiki dengan menurunkan kadar besi dalam darah melalui proses hijamah. Dalam penelitian ini, ditemukan adanya peningkatan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah setelah kadar besi diturunkan dengan hijamah. Sehingga, pembuangan besi dapat meningkatkan kelenturan (distensibilitas) pembuluh darah.
Penelitian yang hampir sama dengan 2 penelitian di atas juga dilaksanakan institusi lain di Eropa oleh para peneliti dari San Filippo Neri Hospital (Italia),  Bambino Gesu Hospital dan Research Institute (Italia) yang berlangsung selama dua tahun.
Penelitian ini  bertujuan  mengetahui efek hijamah terhadap sekresi dan sensitivitas insulin, parameter-parameter dalam darah, kadar besi dalam hati (liver ion content/ LIC), dan perubahan kerusakan jaringan hati. Subjek Penelitian adalah  pasien yang baru saja terdiagnosis diabetes yang memiliki kelainan genetik tertentu yang menyebabkan tingginya kadar besi dalam tubuh.
Hijamah dilakukan setiap dua minggu, masing-masing dengan mengeluarkan darah sebanyak 450 mL. Volume darah dikembalikan ke jumlah semula dengan memberikan larutan fisiologis. Data sebelum dan sesudah dua tahun terapi dengan hijamah diambil untuk dibandingkan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam beberapa parameter metabolisme. Kadar feritin dan besi turun. Parameter lain seperti kadar kolesterol, trigliserida (Lemak), glukosa puasa, kadar enzim-enzim tertentu seperti lactate Dehydrogenase (LDH), aspartate aminotransferase (AST) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-oxaloacetate transaminase (SGOT), alanine aminotransferase (ALT) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-pyruvate transaminase (SGPT), dan gamma-glutamyltransferase (γ-GT) dimana enzim-enzim ini merupakan penanda terjadinya kerusakan pada hati, juga mengalami perbaikan dengan peningkatan sekresi insulin, peningkatan pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan peningkatan sensitifitas terhadap insulin.
Dari penelitian-penelitian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa terapi hijamah bermanfaat terhadap pasien diabetes mellitus, terutama yang memiliki kadar besi yang tinggi. Penelitian-penelitian ini telah membuka suatu harapan baru di masa mendatang akan meningkatnya penerimaan masyarakat secara umum terhadap bekam serta memberi harapan baru bagi pasien diabetes mellitus.
Oleh: dr. M.  Saifudin Hakim (Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi, FK UGM, Yogyakarta)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi III/2011 Cetak Ulang (Siapa Bilang Diabet Tak Bisa Sembuh?).

Belum Tentu Kepala yang Sakit


migrainSakit kepala saat ini telah menjadi problematika yang umum bagi sebagian besar masyarakat. Banyak pula masyarakat masih mengandalkan obat-obatan yang bersifat analgesik (pereda rasa nyeri) sebagai solusi andalan bagi penanganan sakit kepala. Tapi, tahukah anda bahwa pemberian obat nyeri yang terkadang cenderung berlebihan bukanlah solusi yang baik bagi tubuh. Perhatikanlah apa yang diungkapkan oleh Paracelsus berikut ini : Dosis sola fecit venenum (dosis yang menentukan sesuatu menjadi racun). Apakah bijak jika setiap hari kita mengkonsumsi pereda nyeri secara berlebihan? Selain efek samping, terjadinya resistensi atau bahkan justru permasalahan yang sebenarnya menjadi pemicu timbulnya sakit kepala menjadi permasalahan yang semakin serius. Dalam kasus terakhir, sebenarnya yang sakit bukanlah kepala, tapi organ lain yang menjadi pemicunya.
Sakit kepala seringkali tidak berdiri sendiri, tapi merupakan sebuah gejala dari perubahan kondisi tubuh yang terlalu ekstrim atau menjadi gejala dolor (nyeri) yang mengikuti pada berbagai peradangan. Pemicu kepala seringkali bukan berpangkal di kepala namun adanya kaitan erat antara syaraf suatu organ yang memiliki hubungan secara sensorik dengan syaraf yang berada di kepala. Jika seperti ini apakah layak kita terus menerus menekan rasa sakit yang sebenarnya hanya gejala dan justru malah membuat kita tidak merasa bahwa salah satu organ kita telah bermasalah menjadi lebih serius.
Mari kita perhatikan lagi secara lebih mendalam berbagai faktor yang menjadi pencetus timbulnya sakit kepala agar kita menjadi lebih bijak memilah dalam penanganan sakit kepala. Terlebih sebenarnya Islam telah mewariskan berbagai solusi jitu untuk menangani problem sakit kepala yang biasa dialami oleh masyarakat kebanyakan dan hal itu baiknya tidak kita lupakan begitu saja.
Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia atau dilafalkan cephalgia adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala. Sakit kepala dibedakan kepada dua tipe, yaitu sakit kepala primer dimana sakit kepala ini ditimbulkan bukan karena penyakit, tetapi karena dipicu oleh rasa khawatir/takut, sedih, waswas, marah, dan sebagainya. Rasa sakitnya terasa mulai dari bagian belakang kepala hingga leher bagian atas, seolah-olah di sekeliling kepala hingga alis diikat erat oleh topi yang kekecilan (sakit kepala tension). Permasalahan pada sakit kepala tipe ini adalah pada pengendalian ketegangan psikologis.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda kepada salah seorang sahabat yang meminta nasihat. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengucapkan “La Taghdob (Jangan Marah)” sebanyak tiga kali. Artinya kondisi marah, sedih, cemas, stress, dan lainnya yang bersifat menekan jiwa dapat memicu sekresi hormon di kelenjar hypothalamus dan adrenalin, memicu sekresi asam lambung, yang semuanya menyebabkan penumpukan panas berlebih di kepala sehingga menyebabkan sakit kepala. Pada keadaan demikian dapat dinilai bahwa peredaan rasa sakit (tindakan prefentif) adalah kesabaran dan keikhlasan menghadapi tekanan hidup “Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang bersabar.”(An-Nahl:126).
Ibnu Qoyyim menyebutkan, bahwa ada kaitan antara otak dan jantung dimana jantung bersifat panas sedangkan otak bersifat dingin. Apabila jantung bekerja melebihi kapasitas normal, seperti dalam tertekan, waswas, marah maka akan terjadi panas berlebih yang akan menaikkan suhu otak yang bersifat dingin dan lembab. Kelembaban yang terpanasi akan menguap dan menuntut volume yang lebih besar akibatnya terjadilah sakit kepala. Dalam kondisi seperti ini pelepasan panas berlebih dengan berbekam adalah upaya terbaik.
Kondisi sakit kepala lain adalah tipe sekunder dimana sakit kepala yang dipicu oleh faktor peradangan atau infeksi pada organ-organ tertentu. Sakit kepala tipe skunder dapat terjadi ringan atau pun berat.
Kebanyakan jenis migrain (sakit kepala sebelah) terjadi karena sakit kepala yang bersifat sekunder. Contoh mudah adalah apabila terjadi infeksi gastritis(lambung) semisal ulcus pepticum, appendiksitis (infeksi usus buntu), Alergi terhadap makanan atau minuman tertentu seperti keju, wine(khamr) maka penderita akan merasa pusing. Dalam kasus seperti ini maka cara yang terbaik adalah dengan mengobati sumber sakit yang berasal dari lambung.”Tidak ada bencana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri…”(H.R. At-Tirmidzi).
Dari uraian di atas jelaslah bahwa tidak selamanya sakit kepala dikarenakan kepala yang benar-benar sakit, walaupun ada kasus-kasus tertentu seperti peradangan otak, kasus meningitis yang memang menyerang otak sehingga terjadi sakit kepala.
Namun, seringkali kita melupakan kesehatan pola hidup kita, pola makan kita, cara kita mengkonsumsi obat yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya sakit kepala. Apabila jiwa kita sakit, banyak termenung, banyak bersedih dan berputus asa sehingga mengurangi waktu tidur, mengurangi porsi makan (kasus anorexia) maka, apakah pantas kita lebih menyiksa tubuh kita dengan menelan berbutir-butir obat pereda nyeri, bahkan obat hipnotik/sedative untuk menghindari rasa sakit di kepala, ataukah kita lebih dapat menjadikan sab
ar sebagai obat? Wallahu ‘alam bishawwab.

Obat Sakit Maag Tanpa Efek Samping

MaagMaag atau penyakit gastritis yang dalam bahasa Yunani berasal dari kata gastro (perut/lambung) dan itis (peradangan) adalah penyakit yang bersifat psikosomatis, artinya penyakit ini berkaitan erat dengan faktor psikologis dan sistem saraf somatik. Sistem syaraf somatik sendiri memiliki hubungan dengan sistem syaraf otonom dimana sistem syaraf ini juga berperan dalam mengatur pergerakan peristaltik lambung dan pelepasan zat-zat kimia dalam lambung. Oleh sebab itu faktor stess berkaitan erat dengan penyakit ini disamping memang ada beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya maag seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori, maupun karena efek samping dari pemakaian obat-obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) seperti Ibuprofen, Piroxicam, dan sebagainya.
Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya Ulcer, yaitu terputusnya kontinuitas mukosa gastrointenestinal (selaput permukaan lambung) yang meluas sampai jaringan epitel sehingga terjadi iritasi atau perdarahan pada jaringan tersebut yang dalam bahasa sehari-hari sering disebut borok. Ulcer juga tidak hanya terjadi pada lambung, melainkan dapat juga terjadi pada saluran eshopagus (tukak lambung), duodenum(usus dua belas jari) dan jejunum (usus halus).
Gejala maag sendiri dapat berupa rasa perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas disertai dengan rasa mual, muntah, kehilangan selera makan, kembung, kehilangan berat badan, dan perut bagian atas terasa penuh apabila sehabis makan. Namun, dari beberapa gejala di atas terkadang memiliki persamaan gejala dengan beberapa penyakit yang menyerang lambung, seperti ulkus peptikum, refluks esophagus (arus balik asam lambung), dan gastroenteritis. Maag sendiri bukan penyakit tunggal, tetapi terbentuk melalui beberapa kondisi yang kesemuanya dapat mengakibatkan peradangan pada lambung.
Lambung adalah organ yang berbentuk kantung kosong yang terletak pada bagian kiri atas perut tepat di bawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang + 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan dan minuman sebanyak 1 gallon. Di dalam lambung terdapat sebuah cincin yang mengatur masuknya makanan dan akan menutup apabila makanan telah masuk ke dalam lambung. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat dan berfungsi untuk menghancurkan makanan dengan disertai 35.000.000 enzim yang berfungsi dalam membantu penguraian secara kimiawi. Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida (HCL) yang bersifat sangat korosif sehingga sebuah paku besi pun dapat larut dalam cairan lambung ini. Maka, untuk mencegah terjadinya kehancuran lambung, mukosa lambung melepaskan ion bicarbonate sehingga mukosa dinding lambung tidak mengalami kerusakan. “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk”(Q.S. At-Tin:4).
Pada dasarnya PH pada lambung mengkondisikan mikroorganisme tidak dapat hidup di dalamnya, kecuali mikroorganisme yang tahan terhadap PH asam. Namun pada kondisi dimana manusia tidak berlaku bijaksana dalam mengkonsumsi makanan dan minuman serta dalam mengendalikan emosi sehingga memicu terjadinya penyakit pada lambung seperti penyakit maag. “Tidak ada ‘bencana’ yang lebih buruk yang diisi oleh manusia dari pada perutnya sendiri…”(H.R. At-Tirmidzi). Kebanyakan kasus-kasus maag terjadi karena akumulasi kebiasaan yang tidak sehat, seperti pada kasus depresi yang diiringi dengan mengkonsumsi alkohol dan merokok sebagai pelarian. Pada kebanyakan orang yang normal pun tidak lepas dari kebiasaan yang merusak lambung.
Terkadang karena kesibukan sehari-hari, orang sering menyepelekan makan dengan makan tidak teratur, menunda waktu makan, makan tergesa-gesa dalam porsi besar. Kebiasaan yang tidak sehat juga sering diperparah dengan mengkonsumsi vitamin C (Asam Askorbat) dalam kondisi perut kosong dengan alasan untuk menjaga tubuh agar tidak sakit, padahal Asam Askorbat sintetis bersifat mengiritasi lambung. Dalam kondisi lambung yang telah teriritasi pun terkadang masih digampangkan oleh orang tersebut dengan mengkonsumsi obat maag semaunya. Padahal jenis obat maag yang sering dikonsumsi seperti antasida memiliki efek samping membuat konstipasi jika dikonsumsi dalam akumulasi dosis besar/terus-menerus.
Sesungguhnya jauh-jauh hari Islam telah mengingatkan dan mengantisipasi timbulnya penyakit pada sistem pencernaan termasuk maag. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan marfu’,“Malulah kepada Allah dengan sebenar-benar rasa malu.”Para sahabat bertanya, “Apakah sebenar-benarnya rasa malu itu?” Beliau menjawab, “Menjaga kepala beserta isinya dan menjaga perut beserta isinya serta mengingat kuburan dan kematian.” Dalam hadits ini disandingkan antara anjuran menjaga kepala dan menjaga perut, dimana keinginan syahwat terhadap makan dan minum apa yang diharamkan maupun makan dan minum dengan berlebihan dimulai dari pandangan mata terhadap makanan tersebut sehingga manusia makan dan minum tanpa rasa malu dan tanpa merasa malu mendzolimi perutnya.
Al-Harats, seorang tabib bangsa arab berkata “ Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan.” Dengan mengutamakan rasa malu dalam makan dan minum tidak berlebihan maupun mengkonsumsi barang-barang yang merusak maka manusia telah menempuh penyembuhan tanpa efek samping. Zat-zat iritan dan bersifat toksik (beracun) seperti alkohol, nikotin, opiat sangat cepat terserap oleh lambung dan saluran pencernaan, maka dengan demikian akan mengikis perlindungan mukosa saluran cerna.”Barangsiapa yang berobat dengan khamr, niscaya Allah tidak akan memberinya kesembuhan.”
Makan dan minum berlebihan juga memicu terjadinya penyakit seperti maag, oleh sebab itu Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam mencela tindakan tersebut.”Seorang mu’min makan dengan satu perut, dan orang kafir makan dengan tujuh perut.”(H.R.Bukhari).
Makan dengan berlebihan dapat memicu pelapasan asam lambung berlebihan dan seperti apa yang telah dipaparkan di atas maka hal tersebut akan menyebabkan iritasi pada lambung. Maka benar kiranya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda “Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat. Berpuasa juga memiliki pengaruh terhadap pengendalian enzim saluran cerna dan mengistirahatkan organ pencernaan sehingga dapat mencegah pergesekan makanan di dalam lambung. Dengan bersikap lebih malu dalam mengkonsumsi makanan baik dengan dara berpuasa maupun mengikuti cara makan yang dianjurkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, maka dapat menjadi upaya penyehatan lambung tanpa efek samping dan hemat biaya. Wallahu A’lam.
Oleh: Joko Rinanto (Disari dari Tabloid Bekam Edisi 2/2010)

7 Herbal Pereda Demam

Mengingat demam bukanlah kategori ‘penyakit’ melainkan reaksi tubuh menghadapi ragam gangguan imunitas, maka yang diutamakan dalam menghadapi demam adalah tetap menjaga dan meningkatkan energi serta gizi tubuh, terutama penambahan  asupan cairan. Di antara herbal (dawa’/ obat) yang Insya Allah berkhasiat unggul untuk meredakan demam antara lain:
maduMadu (Mel depuratum)


Madu (Mel depuratum)
“Barangsiapa meminum tiga sendok madu dalam tiga pagi saja dalam satu bulan, tidak akan terkena penyakit berat” (H.R. Ibnu Majah).
Madu mengandung banyak air dan fruktosa. Madu bersifat antibakteri karena keasaman alami dan hidrogen peroksida yang dihasilkannya. Konsumsi madu secara teratur memperkuat sel darah putih untuk melawan bakteri dan penyakit yang diakibatkan oleh virus.
3-7 sendok makan madu yang dicampur dengan segelas air dingin dan diminum sebelum makan, tiga kali sehari dapat membantu meredakan demam. Terapi ini bermanfaat dilakukan di pagi hari 1 jam sebelum makan untuk detoksifikasi.





Habbatussauda (Nigella sativa)


Bunga Habbatussauda
bunga habbatusauda“Hendaknya kalian mengkonsumsi jinten hitam. Karena jinten hitam mengandung obat untuk segala jenis penyakit, kecuali As-Saam” (H.R. Bukhari & Muslim).
Sifatnya panas dan kering, mengandung 15 macam asam amino, alkaloid, dan saponin. Jinten hitam dapat digunakan untuk meredakan demam yang disertai batuk berdahak dan sejenisnya.
Dari Khalid bin Sa’ad, dia berkata: “Satu ketika aku keluar bersama Ghalib bin abjar. Di tengah perjalanan dia jatuh sakit. Sesampainya kami di Madinah, Ghalib tetap sakit. Ketika Ibnu Abu Atiq menjenguk-nya, dia menyaran-kan pada kami: “Carilah Habbatus-sauda, ambil sebanyak lima sampai tujuh biji, lalu tumbuklah sampai menjadi lembut. Setelah diberi sedikit minyak, teteskanlah pada bagian hidung dan bagian-bagian tubuh yang lain. Soalnya Aisyah r.a. pernah bercerita kepadaku bahwa ia mendengar Nabi SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Habbatussauda ini merupakan penyembuh dari segala macam penyakit, kecuali As-sam”. Saat aku tanyakan, kata Aisyah, “apa itu As-sam?”, Rasulullah menjawab “As sam ialah kematian”. (HR. Bukhari).
Bagi orang yang terserang demam dapat memanfaatkan satu sendok teh serbuk habbatussauda sebanyak tiga kali sehari.  Sedangkan untuk anak-anak dapat diteteskan minyaknya 5-7 tetes tiga kali sehari. Biji habatussauda yang dipanaskan, efektif jika dihirup baunya untuk meredakan demam disertai flu. Sedangkan minyaknya apabila dicampur air atau minyak zaitun dapat diminum untuk meredakan demam akibat panas atau peradangan di lambung.

Semangka (Citrullus vulgaris)


Buah Semangka

semangkaNabi Shallallahu A’laihi Wa Sallam pernah makan semangka dicampur dengan kurma muda yang sudah masak, beliau bersabda: “Panas di buah ini dinetralisir oleh unsur dingin di buah ini” (H.R. Abu Daud & At-Tirmidzi).
Semangka bersifat dingin dan basah. Daging buah semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Selain itu, juga mengandung asam amino sitrullin, asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen, karoten, bromin, natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa.
Semangka bisa dipakai untuk menurunkan demam, yaitu dengan memakan daging buah semangka segar sebanyak 500-1000 gr. Sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehari. Untuk meredam efek sampingnya dapat diformulasikan bersama jahe sebagai pereda demam.

Mentimun (Cucumis sativus)

Mentimun
Buah Mentimun
Dari Abdullah bin Ja’far diriwayatkan bahwa ”Rasulullah Shallahu’Alaihi Wa Sallam biasa menyantap mentimun dengan kurma masak” (H.R. At-Tirmidzi).
Timun bersifat dingin dan basah, mengandung 0,65% protein, 0.1% lemak dan karbohidrat sebanyak 2,2%. Juga mengandung kalsium, zat besi, magnesium, fosforus, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C. Parutan buah timun digunakan untuk mengompres dapat dengan segera menurunkan demam. Mengkonsumsi timun segar juga efektif meredakan demam.

Bawang Merah (Allium cepa)
Umbi Bawang Merah
Bawang Merah
Dari Aisyah r.a, bahwa ia pernah ditanya tentang bawang merah. Aisyah menjawab: “Makanan yang terakhir kali dimakan oleh Rasulullah, mengandung bawang merah” (H.R. Abu Daud)
Bawang merah bersifat panas dan basah, memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin. Untuk meredakan demam pada anak, cuci lima butir bawang merah lalu kupas. Kemudian parut atau gerus dan tambahkan minyak zaitun secukupnya.
Setelah itu balurkan ke tubuh anak, terutama bagian ubun-ubun, punggung, perut, paha, lengan, dan telapak kaki. Istirahatkan anak untuk mempermudah kesembuhan.
Labu Air (Lagenaria leucantha R.)


Labu Air
Labu Air“…Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu…”(Ash-shaaffat: 146).
Labu bersifat dingin dan basah, mengandung kalsium, zat besi dan vitamin C. Untuk terapi demam dengan memarut labu air lalu diperas dan diambil airnya. Diminumkan 3 kali sehari masing-masing ½ gelas. Bisa juga dibuat sup (sayur) atau direbus dijadikan lalapan.







Zaitun (Oleo europaea)


Zaitun
Minyak Zaitun“Gunakanlah minyak zaitun sebagai lauk dan gunakanlah sebagai minyak rambut, karena ia berasal dari pohon yang penuh dengan berkah.” (HR. Ibnu Majah).
Daun dan tangkai zaitun telah digunakan sebagai lambang perdamaian. Minyak zaitun bersifat dingin dan lembab. Minyak zaitun kaya akan minyak essensial seperti omega 3, 6, dan 9. Terdapat vitamin A, B1, B2, C, D, E, K, dan zat besi di dalamnya.
Karena sifat minyaknya yang dingin dan lembab, maka baik jika dibalurkan kepada penderita demam, terutama bagi bayi yang terserang demam.
Apabila diminumkan dapat melegakan lambung, mengatasi peradangan pada lambung dan mengeluarkan cacing dari dalam perut.
Selain itu daunnya dikenal sebagai pencegah infeksi dan demam. Untuk infeksi/ luka terbuka dapat dibasuhkan air rendaman daun zaitun. Untuk demam dapat dikompreskan dengan beberapa daun yang telah direndam air hangat.
(Tulisan ini disarikan dari Tabloid Bekam Edisi 6/2010)

Bekam Antara Sayatan & Tusukan

Beberapa teman yang sedang menekuni Pengobatan Islam pernah bertanya  : “ Apakah membekam dengan alat modern blood lancet ( tusukan ) tak sesuai dengan sunnah?” Bagaimana penjelasan syar’inya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu disebutkan terlebih dahulu beberapa teks hadits yang berhubungan dengan bekam, diantaranya  :
Pertama : Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi Shallallahu A’laihi Wassallam bersabda :
الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ
“Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu; sayatan bekam, minum madu dan kayy (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka), sedangkan aku melarang umatku berobat dengan kayy.” (HR. Bukhari, no : 5680 ).
Kedua : Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam bersabda :
إِنْ كَانَ فِي شَيْءٍ مِنْ أَدْوِيَتِكُمْ أَوْ يَكُونُ فِي شَيْءٍ مِنْ أَدْوِيَتِكُمْ خَيْرٌ فَفِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ لَذْعَةٍ بِنَار وَمَا أُحِبُّ أَنْ أَكْتَوِيَ
“Apabila ada kebaikan dalam pengobatan yang kalian lakukan, maka kebaikan itu ada pada sayatan bekam, minum madu, dan sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) dan saya tidak menyukai kayy.” (HR. Bukhari, no : 5704 dan Muslim, no : 2205).
Dua hadits di atas dan hadits-hadits yang lain, semuanya menyebutkan dengan kata syarthotu ( sayatan ), dan tak ditemukan kata “ tusukan “ atau “suntikan” satupun dalam hadits-hadits di atas.
Makna Syarthoh
Kata Syartoh berasal dari rangkaian tiga huruf : syin, ra’ dan tho’, yang mempunyai arti tanda atau sesuatu yang terjadi pertama kali. Surthoh dipakai untuk menyebut polisi, karena polisi menggunakan tanda-tanda khusus ( seragam ) ketika mereka bertugas. ( Ibnu al Mandhur, Lisan Al Arab, 7/329-331). Syarith dipakai untuk menyebut pita-pita kaset, karena di dalamnya ada tanda-tanda tertentu sehingga bisa mengeluarkan suara jika dihidupkan.  Asyrath As Saa’ah, dipakai untuk menyebut tanda-tanda hari kiamat atau bisa diartikan kejadian-kejadian yang mengawali datangnya hari kiamat.
Dari keterangan di atas, maka bisa kita katakan bahwa Syarthotu Hijamah dalam hadits di atas bisa diartikan sayatan bekam, karena sayatan merupakan tanda dari adanya praktek bekam pada tempat sayatan tadi, atau bisa dikatakan bahwa sayatan tadi merupakan awal kerja sebelum dimulainya proses pembekaman.
Al Mula Ali Al Qari’ di dalam buku Mirqah al Mafatih ( 13/258 )  menyebutkan bahwa Asy Syartah adalah memukul tempat yang dibekam agar keluar darinya darah, maksudnya di sini adalah asy-syaq (membelah/menyayat).
Mihjam ( alat ) atau Mahjam ( tempat ) ?
Bekam dalam bahasa Arabnya adalah al Hijamah yang berasal dari kata Al Hajmu artinya menyedot. Dikatakan : Hajama ash-Shobiyu tsadya ummihi, artinya bayi itu menyedot susu ibunya.
Tetapi para ulama berbeda pendapat di dalam mengeja bunyi hadits di atas, apakah dibaca Mihjam ( dengan kasrah ) yang berarti alat bekam atau Mahjam ( dengan fathah ) yang berarti tempat yang dibekam.
Berkata Al Hafidz Al Munawi : Maksud dari kata “Syarthotu Mahjam“ adalah mengeluarkan darah dengan bekam. Adapun “asy syartah “ adalah menyayat  tempat yang dibekam untuk mengeluarkan darah. Adapun kata  “Mahjam“ (dengan fathah) adalah tempat yang dibekam. Disebut secara khusus “ bekam “, karena kebanyakan pengobatan yang disertai pengeluaran darah dari tubuh, rata-rata menggunakan metode bekam. ( Al Munawi, At Taisir bi syarh al Jami’ ash shoghir, Riyadh, Maktabah Imam Syafi’I, 1988 : 1/ 756 ) Di dalam buku Faidhul Qadir  ( 3/41 ), beliau menyebutkan bahwa al Mihjam ( dengan kasrah ) adalah botol yang dipakai oleh orang yang membekam yang di dalamnya akan terkumpul darah. Adapun al Mahjam (dengan fathah) adalah tempat sakit yang ingin dibekam, dan inilah yang dimaksud dalam hadits di atas.
Sedangkan  Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqalani di dalam Fathu al Bari ( 10/141 ) mengatakan bahwa yang benar adalah “ Mihjam“ dengan mengkasrahkan huruf mim, yang berarti alat. Hal ini dikuatkan oleh Imam Suyuti di dalam buku ad-Dibaj ‘ala Muslim ( 5/220 ) yang menyebutkan bahwa Syarthotu Mihjam adalah besi yang dipakai untuk menyayat bagian yang dibekam agar darah bisa keluar. Hal sama juga disebutkan oleh Imam Nawawi dalam bukunya al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Dar Ihya At Turats : 14 /197
Kesimpulannya bahwa Mihjam adalah alat untuk membekam, sebagian ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah botol tempat untuk menyedot dan menampung darah, tapi ada juga yang mengatakan bahwa maksudnya adalah pisau untuk menyayat tempat yang dibekam.
Kenapa menggunakan sayatan ?
Sayatan di dalam bekam dimaksudkan agar darah yang kotor ( blood letting) bisa dikeluarkan. Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam dalam hadits-haditsnya menyebutnya kata sayatan, dan itu merupakan metode membekam  yang waktu itu paling populer di masyarakat dan ternyata juga, metode  yang paling baik dan ideal secara umum.
Metode sayatan dalam bekam mempunyai beberapa keunggulan dibanding metode yang lain, antara lain
1. Lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam, karena beliau mengajarinya demikian.
2. Luka sayatan menimbulkan luka yang pinggirnya tajam tapi merata, di samping itu luka di dalamnya lebih sempit atau kecil dibanding dengan luka yang di permukaan. Luka jenis ini lebih mudah disembuhkan dan akan bisa segera kembali normal.
3. Luka sayatan hanya mengenai pembuluh darah kecil, sehingga darah yang keluar adalah darah kapiler.  Oleh karenanya dianjurkan untuk menyayat ringan saja dengan kedalaman kira-kira 0,1 mm, yaitu sayatan yang tidak mencapai pembuluh darah arteri maupun vena.
Di sisi lain, jika membekam dengan menggunakan metode tusukan benda tajam, kadang akan menimbulkan beberapa efek, diantaranya :
1.) Jika menggunakan jarum rendah mutunya (mudah bengkok/patah) lebih rentan ketika digunakan untuk menusuk daerah yang mau dibekam, jika jarum terlalu kecil dan patah, tentunya sulit untuk diambil.
2.) Luka tusukan pada kulit menyebabkan lubang pada permukaan kulit, lubang tersebut lebih kecil ukurannya dibanding dengan lubang yang di dalam kulit.
3.) Luka tusuk juga bisa menyebabkan luka yang lebih dalam pada organ-organ atau pada pembuluh darah. ( lihat buku Sembuh Dengan Satu Titik, hlm : 112 )
Bolehkah Menggunakan Selain Sayatan ?
Sebagaimana disebut di atas, bahwa hadits Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam di atas menunjukan cara membekam dengan menggunakan metode yang paling baik dan ideal secara umum.
Tetapi metode itu, bukanlah satu-satunya yang harus digunakan. Karena pernyataan Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam tersebut bersifat anjuran, bukan kewajiban, atau kita katakan bahwa  metode sayatan di dalam membekam adalah metode yang popular di  masyarakat pada waktu itu, sehingga masih membuka peluang bagi metode-metode lain.
Oleh karenanya, dibolehkan juga bagi para pembekam untuk menggunakan metode lain yang sesuai dengan keadaan pasien itu sendiri, karena  tak semua pasien dapat diterapkan kepadanya bekam dengan sayatan. Ada bagian-bagian tertentu yang memang tidak memungkinkan untuk disayat, dan justru harus menggunakan lanset atau ditusuk. Atau bisa juga, sebagian pasien merasa ketakutan dan  trauma  dengan alat-alat sayat seperti pisau bedah dan sejenisnya, sehingga mau tak mau metode dengan lanset lah yang dipilih.
Bahkan pada keadaan tertentu, metode bekam dengan sayatan  tak dianjurkan, umpamanya pada anak-anak penderita dehidrasi, atau kekurangan cairan. ( Syihab Badri, Bekam Sunnah Nabi, hlm : 77 )  Metode bekam tanpa sayatan ini juga bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri,  melenturkan otot-otot pada punggung dan badan bagian belakang, serta bisa juga untuk membuang angin.
Kesimpulannya, bahwa bekam dengan metode sayatan memang disunnahkan dan banyak memberikan manfaat yang positif, tapi ada juga bekam dengan metode lain yang bermanfaat bagi penyakit tertentu. Semuanya insya Allah dibolehkan dan dianjurkan selama tujuannya adalah meringankan beban pasien. Wallahu A’lam
Oleh: Dr. Ahmad Zain An-Najah, MA
(Disari dari Tabloid Bekam Edisi 1, Cetak Ulang)

Awas! Darah Bisa Stress, Bekam Solusinya

Selama ini istilah stress lebih dikenal sebagai kondisi kejiwaan. Ternyata lebih dari itu stress juga dialami darah yang mengalir di tubuh kita, terutama bila darah merespon materi buruk yang masuk, diantaranya asap rokok.
Pada umumnya para perokok berharap dengan menghisap asap tembakau tersebut akan menurunkan ketegangan, lebih rileks dan sebagai teman saat berfikir, kawan saat sendiri atau ketika dicekam dingin, sehingga bagi sebagian orang rokok sudah menjadi kebutuhan. Namun ironisnya, ketika orang tersebut mencoba meredakan stress kejiwaan dengan merokok justru malah stress tersebut berpindah pada sel darah merah di tubuhnya.      Dampak stress yang menyerang darah juga tidak kalah fatal, dalam jangka waktu lama hal ini akan menjadi pencetus terjadinya kanker. Na’uzu Billahi Minzalik…
Stress pada sel darah merah adalah sebuah realita. Sel darah dikatakan mengidap stress ketika terjadi perubahan sel darah normal yang mengalami stress oksidatif , atau  berubahnya ikatan kimia darah akibat serangan senyawa radikal bebas yang memicu oksidasi. Stress oksidatif yang menyerang darah dapat merubah lingkungan darah dan mengakibatkan sel darah merah menyimpang dari homeostasis (reaksi alami tubuh yang mempertahankan konsentrasi zat di tubuh agar senantiasa konstan). Sementara penyimpangan homeostasis tubuh dapat merugikan sel darah merah.
Metabolisme oksigen di dalam sel darah merah merupakan rangkaian proses yang kompleks dan saling terkait serta berlangsung terus selama 120 hari. Kerusakan pada sel darah merah dapat menganggu fungsinya yaitu mengantarkan oksigen untuk pernapasan bagi sel. Untuk melindungi sel darah merah, di dalam sel darah merah terdapat senyawa antioksidan alami dengan kadar yang tinggi meliputi superoxide dismutase (SOD), catalase dan glutathion peroxidase (GPx). Oleh sebab itu dapat dikatakan sel darah merah merupakan sel tubuh yang berfungsi sangat vital.
Sel darah merah adalah  salah satu sel yang sangat rentan terhadap radikal bebas. Sel darah merah tidak mempunyai inti sel. Jika terjadi kerusakan akibat polusi asap rokok, emisi kendaraan, makanan dan minuman yang tidak sehat dan lain-lain,  dia tidak dapat mempertahankan kadar antioksidan (yang normalnya didapat secara alami) tersebut dengan cara mensintesisnya.
Sel darah merah dapat beradaptasi ketika terjadi serangan agen yang menyebabkan oksidasi sel. Namun, apabila oksidasi sel melebihi batas toleransi sel darah merah akan gagal beradaptasi. Hal ini biasa terjadi ketika interaksi dengan stressor (penyebab stress oksidatif) berlangsung lama dan dengan intensitas yang kuat sehingga sel darah merah mengalami exhausted (kelelahan). Jika hal ini dibiarkan terjadi dalam waktu lama akan terjadi denaturasi spektrin (kerusakan dinding) sel darah merah yang bersifat permanen dan menurunkan fungsi sel darah merah dalam menopang kehidupan.
Interaksi stressor yang berlangsung lama semisal akibat kebiasaan merokok menyebabkan penurunan kadar catalase dan GPx. Menurunnya zat antioksidan pada  tubuh meningkatkan kadar molekul H2O2 di dalam sel darah merah. Selain itu, bahan-bahan carsinogenic (pemicu kanker) yang terdapat di dalam rokok, seperti nikotin juga berperan dalam menambah konsentrasi radikal bebas.
Tingginya kadar nikotin meningkatkan terbentuknya H2O2 (radikal bebas) yang dapat merusak membran spektrin sel darah merah. Spektrin yang rusak dapat dilihat dari banyaknya sel darah merah yang tidak lolos saring. Bahkan pada perokok, kadar H2O2 semakin bertambah banyak oleh karena asupan nikotin 30-90 mg dari rata-rata  2-3 pak rokok yang dihisapnya setiap hari.
Sel darah merah bersifat elastis dan hal ini dapat dilihat pada proses penyaringan. Elastisitas darah merah akan menyebabkan penyesuaian diameter darah ketika melewati celah kapiler pada penyaringan dan secara spontan kembali ke  bentuk semula tanpa mengalami perubahan bentuk maupun fungsi.
Dari hasil penelitian dengan  subjek para perokok aktif dan orang yang bukan perokok sebagai pembanding dengan cara menyaring sel darah merah menggunakan membran polikarbonat berdiameter pori 5 µm  dengan tekanan konstan sebesar 100 mmHg dalam waktu  3 menit pertama, didapatkan merokok dapat mengurangi nilai sel darah merah yang lolos saring.
Untuk didapatkan nilai persentase darah yang lolos saring, darah diambil dari vena mediana cubiti manusia sebanyak 4 ml kemudian dimasukkan botol yang mengandung pelarut EDTA, lalu disaring  dan dibedakan sebagai darah lolos saring dan tidak lolos saring. Kemudian dihitung jumlah sel darah merah lolos saring (dalam persen) yang didapat dari rasio antara jumlah sel darah merah yang lolos saring dengan jumlah sel darah merah yang tidak lolos saring,  dikalikan 100%.
Pada perokok terjadi Penurunan elastisitas sel darah merah sampai 47%, dan penurunan elastisitas akan berdampak fatal bila penurunannya sampai 47%. Namun berapapun persentase penurunan nilai elastisitas sel darah merah tetap perlu diwaspadai karena akan mempendek umur sel darah merah. Oleh sebab itu wajar jika kebiasaan merokok ketika terjadinya stress akan melipatgandakan terjadinya serangan kanker. Hal ini dikarenakan pada kondisi stress sistem imunitas cenderung menurun, dan ini diperparah ketika jumlah antioksidan tertekan akibat tingginya kadar nikotin dalam darah. Perpendekan umur sel darah merah akibat menurunnya elastisitas sel darah merah juga akan melemahkan tubuh. Maka yang terbaik dalam menghadapi stress adalah memperbanyak ibadah dan menjauhkan rokok sebagai pereda stress.
Bekam Solusi Stress
Disamping itu solusi terbaik saat stress mendera adalah dengan cara berbekam. Bekam, selain meredakan ketegangan pembuluh darah, juga dapat mencegah peningkatan stress oksidatif pada sel darah merah. Pada hasil penelitian dengan metode penyaringan sel darah merah yang diambil dari subjek perokok dan non-perokok yang dibekam menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Bekam pada titik meridian (potent point) memicu terjadinya hipoksia dan pengeluaran darah rusak dari tubuh. Reaksi ini berfungsi untuk merangsang sumsum tulang segera menghasilkan sel darah merah yang baru (regenerasi erythrocit) melalui perangsangan hormon Eritropoietin. Sel darah merah generasi baru pada sirkulasi darah mengandung catalase dan Gpx yang normal. Selain itu sel darah merah  memiliki spectrin (dinding sel darah merah) yang masih utuh serta memiliki anti-oksidan yang masih dalam  kondisi baik sehingga dapat menjalankan fungsinya menetralisir radikal bebas secara optimal.
Hasil penelitian ini mengungkap satu lagi fakta keajaiban bekam. Terbukti sudah secara ilmiah bahwa bekam dapat mempunyai efek yang sangat penting untuk mempertahankan  homeostasis sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya stress oksidatif pada sel darah merah. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah sel darah merah yang lolos saring oleh karena tidak terjadi gangguan elastisitas sel darah merah. Dengan kata lain, bekam adalah solusi jitu untuk mengatasi stress, terutama stress pada darah merah.
Oleh: Wahyudi Widada, SKp., MKed (Dosen Patobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah  Jember)
Disari dari Tabloid Bekam Edisi I/2011, Cetak Ulang

7 Herbal Untuk Stroke

Madu
(Mel depuratum)

Dalam kitab Sunan Ibnu Majah, dalam sebuah hadits marfu’ diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu A’laihi  Wassallam bersabda, “Barang siapa minum tiga sendok madu dalam tiga pagi saja setiap bulan, niscaya ia tidak akan terkena penyakit berat.”
Madu (Al ‘Asal) selain mengandung air, glukosa, fruktosa, sukrosa, dan asam lemak, ia juga mengandung berbagai vitamin. Salah satunya yang berfungsi bagi pengobatan stroke adalah vitamin B1 yang berfungsi untuk menormalisasi kelumpuhan pada syaraf. Selain itu mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan dan melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen dari kerusakan.

Jelai Gandum (Hordeum vulgare)
Dari Aisyah Rhadiyanllahu Anhu, diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah diberi tahu bahwa ada orang yang sakit dan tidak mau makan, beliau berkata, “hendaknya kalian buatkan bubur sya’ir (jelai gandum) dengan daging, lalu suapkan kepadanya.” Beliau bersabda, “Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, sesungguhnya makanan itu bisa membersihkan perut salah seorang di antara kalian sebagaimana salah seorang di antara kalian membersihkan wajah dari kotoran.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Nasa’i).
Jelai mirip seperti gandum karena berasal dari suku yang sama, Poaceae. Jelai yang dibuat bubur dengan campuran gulai daging (Talbinah) atau dibuat roti dicampur sup daging (Tsarid) adalah makanan yang baik bagi penderita sakit parah.
Ibnu Qoyyim mengatakan Sifatnya yang lembut dan dapat menambah kelembaban dapat meningkatkan panas tubuh alami secara lebih maksimal, selain itu lebih menyentuh dasar lambung.
Rasa duka, kesedihan atau penyakit degeneratif semacam stroke menyebabkan dinginnya kondisi kejiwaan dan melemahkan panas tubuh alami karena dominasi hati yang berduka mempengaruhi seluruh tubuh untuk menjadi dingin oleh sebab itu Rasulullah bersabda, “Bubur daging ini dapat menentramkan hati pasien dan menghilangkan kesedihannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pasien stroke sulit untuk menerima makanan karena gangguan syaraf tubuh atau hilangnya selera makan, oleh sebab itu hanya makanan yang lembut yang dapat dicerna dengan efektif, selain tubuh memanfaatkan glikogen yang tersimpan di dalam hati dan otot-otot.
Jelai yang ditumbuk halus dan sup daging adalah cara terbaik untuk menguatkan hati, karena hati adalah raja seluruh tubuh.

Bawang Putih (Allium sativum)
Mengenai bawang putih dalam hadits disebutkan, “Barangsiapa hendak makan kedua benda ini (bawang merah dan bawang putih), hendaknya dimasak dengan sempurna.”
Bawang putih (Tsaum) bersifat panas dan kering. Dapat memberikan kehangatan tingkat tinggi. Mengandung minyak atsiri yang berfungsi untuk menurunkan kadar lemak dalam darah baik kolesterol maupun trigliserida dan mencegah artherosclerosis. Ibnu Qoyyim menyebutkan bawang putih dapat mengganggu otak dan mata, maka dalam mengkonsumsinya dapat ditambah daun rue atau memasaknya hingga sempurna.


Jintan Hitam (Nigella sativa)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Makanlah jintan hitam, karena ia mengandung obat dari segala jenis penyakit kecuali kematian.”
Jintan hitam (Habbatussauda) bersifat panas dan kering pada tingkatan ketiga. Jintan hitam dapat menstimulasi seluruh organ dan memperbaiki kinerja metabolisme secara umum.

Minyak zaitun
(Olea europaea)
“Dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang yang makan.” (Al Mukminun: 20). Menurut andrea Weil, seorang pakar gizi amerika, kata sibgh yang terdapat pada ayat ini berasal dari kata sibhgiyyat yang berarti kromosom. Karena DNA hanya bekerja 10% saja sementara yang 90% sisanya kosong, setiap 7 tahun terjadi pergantian 10% dari 90% kromosom yang tersisa. Dari sini tampak sisi mukjizat hadits Rasulullah, “Umur umatku adalah antara 60 sampai 70 tahun.”
Ketika manusia telah mencapai umur 63 tahun maka telah sampai pada 10% terakhir dari DNA yang ada dan setelah itu manusia menjadi tua renta. Minyak zaitun dapat digunakan untuk menjaga 10% terakhir dari kromosom ini. Secara ilmiah minyak zaitun telah terbukti mampu menjaga unsur DNA tidak terkikis dari rantai ujungnya dan menjaga agar tidak terjadi jarak yang menyebabkan loncatan atau perubahan menjadi sel kanker.
Minyak zaitun kaya dengan kandungan omega 9 yang dikenal mampu menurunkan LDL dan menaikkan kadar HDL, selain itu minyak zaitun mengandung vitamin E. Minyak zaitun mengandung vitamin D yang berfungsi untuk mencegah kelumpuhan tulang.  Minyak zaitun yang terbaik adalah yang berasal dari perasan dingin (Cold Press Oil) pada perasan pertama (Extra Virgin).
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab hanya makan minyak zaitun dan cuka. Umar tidak makan daging hingga setelah fakir miskin kaum muslimin mampu membeli makanan. Menambahkan minyak zaitun pada makanan adalah cara terbaik untuk penggunaan terapi penyembuhan. Dr. Kabursy mengungkapkan “kebutuhan asam lemak tak jenuh meningkat ketika memasuki fase menopause.” Berdasarkan hasil penelitian mereka yang mengkonsumsi minyak zaitun memiliki daya ingat yang lebih baik dan lebih responsif.

Sambiloto (Andrographis paniculata)
Herba sambiloto rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil.      Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskemik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri.
Herba sambiloto dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan. Untuk terapi darah tinggi atau stroke daun sambiloto segar sebanyak 5 – 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus 3 kali sehari.

Daun Dewa
(Gynura divaricata)
Kandungan daun dewa antara lain, flavonoid, saponin, minyak atsiri. Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, melancarkan haid, dan lain-lain. Umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah pembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain.
Daun dewa juga berkhasiat menurunkan kadar kolesterol, minyak atsirinya dapat merangsang sirkulasi darah. Juga bersifat analgetik dan antiinflamasi. Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (mencegah pembekuan darah), stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun.
Untuk terapi stroke diantaranya bisa menggunakan  30 gr daun dewa segar dan 15 helai daun dewa yang kering dicuci, direbus dengan 0.5 liter air hingga tersisa setengahnya. Minum 2x sehari campur madu secukupnya.
*Untuk informasi herbal-herbal lainnya untuk permasalahan stroke dapat dilihat di Tabloid Bekam Edisi “Jurus Ampuh Atasi Stroke”
Disari dari Tabloid Bekam Edisi 7/2010  (Stroke)

Akhiri Kencing Manis Dengan Manis

Kencing Manis atau dalam bahasa medis disebut Diabetes Mellitus (DM) adalah sekumpulan dari gangguan metabolik yang ditandai oleh kondisi hiperglikemi (kadar glukosa puasa > 126 mg/dl atau postprandial > 200 mg/dl atau glukosa sewaktu > 200 mg/dl) dan abnormalitas metabolisme dari karbohidrat, lemak dan protein. Semua hal di atas merupakan hasil dari gangguan sekresi insulin, sensitifitas insulin atau keduanya.
Tanda yang timbul biasanya disebut Tripoli, yaitu poliuri (banyak berkemih), polidipsi (banyak minum) dan polifagi (banyak makan).
Diabetes mellitus sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu DM tipe 1 atau tipe DM yang bergantung pada insulin yang disuntikkan dari luar tubuh dan disebut juga  IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Jumlah kasus DM tipe 1 berkisar antara 5%-10% dari total kasus diabetes mellitus. Sedang DM tipe 2 atau yang sering disebut NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dapat diartikan jenis diabetes yang tidak selalu dibutuhkan suntikan insulin dari luar tubuh. Jumlah kasus DM tipe 2 sendiri adalah 90% dari total kasus penderita diabetes mellitus.
Penderita diabetes mellitus di Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia. Semakin hari penderita diabetes mellitus semakin meningkat, hal ini dikarenakan obat-obatan yang ada pada saat ini berfungsi untuk mengontrol/mempertahankan kadar gula dalam darah, bukan menyembuhkan resistensi insulin. Dalam artian lain dunia medis belum menemukan obat yang dapat menyembuhkan DM atau kencing manis. Sungguh sebuah perjalanan dengan akhir yang pahit.
Dahulu mungkin hanya orang yang usianya di atas 40 tahun ke atas yang banyak menderita DM tipe 2 atau kencing manis, namun saat ini rentang usia pun telah melampaui pada kisaran usia produktif. Hal ini disebabkan pola hidup masyarakat yang berubah drastis dengan kebiasaan buruk merokok, makan berlebihan, kurang olah raga dan stress yang berkepanjangan.
Tidak hanya perubahan pola hidup tetapi juga stigma yang berkembang menjadi stempel di masyarakat bahwa penderita kencing manis dilarang makan manis, haram mengkonsumsi gula, jangan memakan buah yang manis dan sebagainya, sehingga mungkin saja ada yang berkata “kenapa saya kena kencing manis, padahal dari dulu saya tidak suka makanan dan minuman yang manis?.”
Padahal Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mu’minun : 19, artinya: “ Dengan itu Kami tumbuhkan bagimu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalamnya terdapat buah-buahan yang banyak untuk kamu dan dari buah-buahan itu sebagian kamu makan” .
Allah SWT juga berfirman: “ Kemudian  makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari dalam perutnya keluarlah minuman yang bermacam-macam warnanya dan mengndung obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. An-Nahl : 69)
Pada kenyataannya secara farmakologis glukosa oral merupakan stimulan paling kuat untuk sekresi insulin karena juga menyebabkan sekresi hormon saluran cerna dan stimulansi aktif vagal saat terjadi pencernaan glukosa atau makanan. Oleh sebab itu justru dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa seperti madu dan buah-buahan, maka akan memancing keluarnya insulin dengan proses yang sama seperti memancing keluarnya air pada pompa mekanik yang kempos.
Penderita kencing manis juga seringkali dihadapkan pada posisi dilematis dimana pada beberapa kasus harus menggunakan insulin yang diperoleh dari porcine (babi), maka hal ini akan menjadi suatu hal yang subhat dalam pengobatan dikarenakan pendapat kedaruratan.
Allah SWT telah menjelaskan: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kamu bangkai,darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.” (Q.S. Al Baqarah : 173).
Dengan kondisi stress karena pengobatan yang mahal dan dilematis tanpa ada kejelasan kesembuhan serta penderitaan yang pahit dengan akhir sebuah kematian maka akan menjadi momok yang menakutkan bagi penderita Diabetes. Kadar insulin sangat dipengaruhi fungsi hepar, pancreas, adenohipofisis dan adrenal, oleh sebab itu apabila kondisi stress ataupun mental tertekan berlebihan karena permasalahan di atas maka dengan sendirinya akan menaikkan kadar glukosa darah yang ditimbulkan oleh reaksi persyarafan simpatis. Maka benarlah apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam, Abdullah bin Al-Harist Radliyallahu’anhu menuturkan, yang artinya,”Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shallahu A’laihi Wassallam .“ (Riwayat At-Tirmidzi).
Sesungguhnya dengan Islam, penuntasan masalah kencing manis dengan akhir yang manis menjadi suatu keniscayaan. Kebenaran mutlak akan perintah memakan makanan yang halal dan baik (Q.S. An Nahl : 114) serta tidak berlebihan (Q.S. Al-A’raf : 31) dapat menjadi sebuah solusi. Akhirnya dengan solusi yang manis anda pun tidak perlu cemas dan mengkerutkan dahi. Anda dapat memilih senyuman manis, kesabaran dan ketaqwaan sebagai wasilah dalam memperoleh kesehatan sehingga tidak harus lagi mengakhiri kencing manis dengan akhir yang pahit. Wallahu A’lam Bisshawwab
Oleh: Joko Rinanto
Disari dari Tabloid Bekam Edisi III/I/2010

Jantung, Si Raja Organ Paling Sibuk

Jantung merupakan organ yang paling sibuk dan tidak pernah berhenti bekerja sekalipun kita tertidur. Jantung berdenyut dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung pada aktivitas. Ketika sedang aktif, otot-otot membutuhkan energi dan oksigen yang lebih banyak,maka jantung berdenyut lebih cepat, + 120 kali/ menit. Ketika sedang berisitirahat, jantung kembali melambat dan berdenyut 60-80 kali/ menit.
Rata-rata sepanjang hidupnya, jantung manusia berdetak 3 milyar kali tanpa henti. Mesin manakah yang lebih canggih daripada jantung manusia? Jantung tetap bekerja dengan menurunkan denyutan 10 – 30 denyutan/ menit ketika tidur. Hal ini menghasilkan penurunan tekanan darah, yang terjadi dalam tidur nyenyak. Jika saja jantung berhenti berdenyut, maka akan berakhirlah hidup kita.
Jantung adalah kantung berdenyut dan terbuat dari otot yang sangat kuat. Otot ini disebut otot jantung (miokardia) yang tidak pernah lelah berkontraksi sekali atau lebih dalam setiap detik. Saat berada dalam tahap perkembangan embrio, manusia sebenarnya memiliki dua jantung. Namun seiring perkembangan embrio, dua jantung ini akhirnya menyatu menjadi satu dengan empat buah bilik. Ini menunjukkan walaupun tubuh manusia memiliki dua paru-paru namun manusia hanya perlu satu jantung yang bertugas tanpa henti memompa darah ke seluruh tubuh.
Ibnu Qoyyim menyebutkan di antara keajaiban ciptaan-Nya bahwasannya Dia telah menciptakan bagian tubuh yang tidak tampak semacam jantung. Tempatnya di dalam, di tengah-tengah, dan merupakan anggota tubuh paling mulia. Berat jantung + 312 gram mampu berdenyut sekitar  60-80 kali/ menit dan berdenyut selama setahun + 40 juta kali denyutan. Apabila digunakan sebagai alat penggerak, jantung mampu mengangkat beban yang berukuran 2 kati (1 kati = 448,28 gr) setinggi  kaki dengan kerja kerasnya dalam satu denyutan. Kadar darah yang didorong oleh jantung orang dewasa yang sehat ketika berfungsi dengan kuat mencapai sekitar 20 liter/ menit.
Perjalanan darah melalui jantung memerlukan waktu 1,5 detik, sedangkan dari jantung ke paru-paru kemudian kembali ke jantung lagi (peredaran darah kecil) memerlukan waktu 6 detik. Jantung mengeluarkan 8000 liter darah/ hari, termasuk jumlah darah yang beredar memanjang + 150 km melalui setiap jaringan tubuh, dan mentransfer darah yang terdapat makanan dan oksigen. Pasokan oksigen penting bagi organ vital sistem transportasi, lima menit saja tidak ada oksigen maka otak akan mengalami kerusakan.
Jantung berfungsi sebagai raja yang membawahi seluruh anggota tubuh, ia adalah pancangan kehidupan, sumber nyawa kehidupan dan panas tubuh.
Jantung adalah sumber munculnya pemikiran, pengetahuan, kelemahlembutan, keberanian, kemuliaan, kesabaran, kekuatan menahan diri, rasa cinta, keinginan, kerelaan, kemurkaan dan sifat-sifat sempurna lainnya.
Seluruh anggota tubuh, baik yang nampak maupun yang tidak tampak merupakan tentara bagi jantung.
Setiap apa yang dilihat oleh mata langsung dikirimkan ke jantung. Karena keterikatan yang dalam antara mata dan jantung, apabila ada sesuatu di dalam jantung, maka bisa tampak di mata. Mata merupakan cermin dari jantung yang menterjemahkan apa yang terjadi di dalam hati, sebagaimana lisan merupakan penterjemah dari apa yang didengar oleh hati. Karena itu banyak didapati dalam Al-Qur’an tiga hal tersebut digabung jadi satu. “Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Qs. Al-Israa [17]:36).
Sementara Harun Yahya mengungkapkan, berliter-liter darah berdetak tanpa henti naik turun di sekujur tubuh dan itu semua dimobilisasi oleh jantung.
Setiap benda membutuhkan penggerak agar bisa terus bergerak. Berbagai kendaraan atau bahkan mobil-mobilan remote control bergerak dengan motor. Begitu juga darah yang beredar di sepanjang tubuh pun memerlukan sebuah motor. Motor yang memutar darah kita siang malam selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, adalah jantung kita.
Jika kita memegang urat nadi dan menunggunya sebentar, maka akan terasa detak jantung kita. Jantung memompa + 152 juta liter (40 juta galon) darah sepanjang hidup. Darah sebanyak itu setara dengan minyak sebanyak 10.000 mobil tanki, angka ini cukup fantastis tentunya. Sekarang jika diibaratkan kita menuang secangkir air dari satu ember ke ember lainnya, 70 kali semenit. Akhirnya tentu otot tangan dan pergelangan kita akan sakit dan perlu beristirahat. Padahal, jantung melakukan tugas seperti ini sepanjang hidup dan tidak pernah beristirahat.
Darah yang mengedari tubuh  kebanyakan tersusun dari air (jika, sel, protein dan hormon dipisahkan dari darah, yang tersisa adalah plasma yang 95%-nya adalah air). Oleh karena itu Jika tingkat visikositas air menyerupai ter atau minyak zaitun yang bervisikositas 100 juta lebih tinggi dari ter, jelas tidak ada jantung yang bisa memompa darah melewati jaringan kapiler tubuh. Tingginya visikositas air membuat darah melewati pembuluh-pembuluh darah yang halus tanpa hambatan dan perlambatan.
Bayangkanlah bagaimana Allah menciptakan pompa dengan bentuk paling sempurna di dunia ini sekarang tengah berdetak di bagian kiri dada kita, Subhanallah…
Dengan rancangannya yang istimewa dan gerak tak kenal henti, jantung membuat seluruh darah dalam tubuh menyelesaikan 1000 putaran penuh dalam sehari.
Jantung adalah sebuah pompa yang terbuat dari daging, yang besarnya sekepalan tangan. Akan tetapi, jika kita melihat kemampuannya, jantung jelas-jelas adalah mesin terkuat, paling berdaya tahan, dan paling efisien di dunia. Jantung menggunakan sejumlah besar energi ketika berdetak. Dengan energi yang digunakan oleh jantung, darah bisa diangkat setinggi 3 meter. Kontraksi yang kuat dari jantung menghasilkan tekanan yang cukup untuk menyemprotkan darah sejauh 30 kaki. Dalam satu jam jantung bisa menghasilkan sejumlah energi yang cukup untuk mengangkat sebuah mobil rata-rata setinggi 1 meter di atas tanah.
Otot jantung terdiri atas dua bagian. Ada dua pompa di setiap bagian ini. Pompa kiri, yang lebih kuat, menggerakkan darah kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh. Pompa kanan, lebih lemah dari bagian kiri dan memompa darah kaya oksigen ke paru-paru. Pengangkutan dari jantung ke paru-paru ini melalui jarak pendek, sehingga disebut dengan ”peredaran darah pendek.” Adapun pengangkutan ke seluruh tubuh disebut dengan ”peredaran darah panjang.”
Masing-masing bagian jantung ini dibagi lagi atas dua bagian lain. Darah di antara keduanya melewati bagian lain melalui katup (klep) jantung. Pompa ini bekerja tak kenal henti dengan sejumlah besar energi, sehingga darah bisa beredar di tubuh kita 1000 kali sehari.
Tak seperti mesin,  jantung justru melakukan perawatan sendiri. Jantung “melumasi dirinya sendiri dengan oli” berupa cairan pericardium yang berjumlah hanya 10-30 ml. Cairan pericardium berguna untuk mengurangi gesekan akibat gerak jantung. Cairan ini berperan seperti oli motor dan mendukung kerja jantung menjadi lebih mudah. Pericardium juga berfungsi sebagai pencegah  infeksi dari paru dan sekat dada di bagian tengah rongga dada yg memisahkan paru-paru kiri dan kanan. Bentuk perlindungan sendiri dalam jantung ini sekali lagi menunjukkan betapa sempurna dan lengkapnya daya seni Allah dalam penciptaan. “(Yang memiliki sifat-sifat seperti itu) adalah Allah Tuhanmu. Tidak ada Tuhan selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia. Dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS Al-An’am: 102).*
*Disari dari: Tabloid Bekam Edisi 8/II/2011 (Mungkinkah Jantung Tersumbat?)

Minggu, 17 Juli 2011

Anda Cemas, Gula Darah Tancap Gas

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.  Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. (Q.S : Al-Ma’aarij: [70] :19-20).
“Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?” Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah.” Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (Ali Imran: [3]: 154).
Hampir tiap orang pernah merasakan cemas, atau  ada yang sering cemas, bahkan ada pula yang hidupnya diselimuti kecemasan. Suasana jiwa semacam ini bisa saja dipengaruhi oleh ragam masalah yang  dihadapi  atau dikhawatirkan menghadangnya, apakah masalah rumah tangga, suami cemas dengan ulah istri, atau sebaliknya istri resah dengan prilaku suami. Bisa juga kecemaskan dipicu kekhawatiran orang tua terhadap prilaku atau masalah yang dihadapi anak-anaknya. Mungkin juga kecemasan ditengarai tak sejalannya  harapan orang tua dengan ralitas  aktivitas anak, dan  lainnya.
Ada pula kecemasan yang dipicu oleh tekanan ekonomi, hutang atau lilitan masalah yang tak kunjung usai atau teratasi. Alhasil, setiap orang bisa saja berbeda dalam  menyikapi masalah dan kecemasan, dan hal itu terpulang dari tingkat keimanannya. Semakin baik keimanan seseorang, tentu dia lebih tenang dan arif dalam menghadapi setiap masalah dan kecemasan. Sebaliknya, rendahnya keimanan bisa berdampak pada prilaku tak terpuji atau menyebabkan jiwa dan raganya terpuruk bagi mereka yang dililit masalah atau kecemasan dari persoalan sepele sekalipun.
Nyatanya kecemasan yang belebihan atau juga disebut dengan anxietas dalam istilah psikologi atau kedokteran konvensional berpotensi merusak kesehatan. Sebab anxietas/cemas itu timbul akibat adanya respons terhadap kondisi stress atau konflik. Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri, itu akan menimbulkan respons dari sistem saraf yang mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, muncul perangsangan pada organ-organ seperti lambung, pankreas, jantung, pembuluh daerah maupun alat-alat gerak.
“Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah
lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan
ia berkeluh kesah.”
(Q.S : Al-Ma’aarij: [70] :19-20).
Ulama terkemuka Imam Hasan Al-Basri, ketika ditanya oleh sahabatnya, mengapa dia selalu tampak begitu tenang dan jauh dari kecemasan? Dia menjawab, bahwa dirinya tenang, antara lain asbab: pertama; dia tidak pernah khawatir soal rizki karena rizkinya sudah ditetapan Alah Ta’ala. Kedua; dia tenang karena yakin akan mati, sehingga yang dia lakukan adalah mempersiapkan kematian itu sendiri.
Sementara itu Dr. Ahman Husain Ali Salim mengungkapkan beberapa laporan statistik yang mengindikasikan bahwa persentase terbesar dari orang-orang sakit yang biasa selalu bolak-balik untuk cek rutin, sesungguhnya mereka secara mendasar mengadukan tentang goncangan emosional yang timbul dari problematika psikologis. Dan yang diperlukan oleh para penderita tersebut bukan terapi medis, namun sebenarnya mereka memerlukan terapi psikologis.
“Sekarang yang terkenal di kalangan dokter adalah bahwa nasihat yang baik untuk para  penderita adalah membebaskan diri dari rasa cemas. Al-Qur’an sudah mendahului ilmu kedokteran modern dalam memberikan perhatian untuk mengarahkan manusia supaya mengontrol dan menguasai emosi mereka,” ujar Ahmad Husain Ali Salim.
Untuk itu bagi mereka yang mudah cemas atau mudah dirundung kecemasan segera berahati-hati, sebabab cemas sangat efektif membuat gula darah mereka tancap gas atau melambung lantaran terkurasnya cadangan energi organ tubuh, khususnya pankreas. Sehingga organ yang dikenal sebagai pabrik insulin tubuh ini mengalami kelelahan, yang pada gilirannya mengganggu produksi insulin. Dengan mogoknya produksi insulin, ditribusi gula darah yang diubah menjadi energi menjadi terganggu, akibatnya gula menumpuk dan masuk ke darah….
Untuk mengatasi kecemasan ini di antaranya melazimkan membaca doa sebelum tidur, sebagaimana Nabi Shallallahu A’laihi Wassallam pernah mewasiatkan kepada seseorang, beliau bersabda: ‘Apabila kamu hendak tidur, maka ucapkanlah; ‘ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRI ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA (”Ya Allah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus”).”Apabila kamu meninggal (pada malam itu) maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah (suci).” (HR Imam Bukhari).
Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam setiap kali beliau singgah pada suatu tempat, beliau banyak membaca: ‘ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WAL ‘AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL JUBNI WA DLALA’ID DAINI WA ‘ALAIHI WA GHALABATIR RIJAALI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil dan penakut, dan dari lilitan hutang dan penindasan).’ (HR Imam Bukhari).
Dalam riwayat lain Zubair bin ‘Adi mengatakan, pernah kami mendatangi Anas bin Malik, kemudian kami mengutarakan kepadanya keluh kesah kami tentang ulah para jamaah haji. Maka dia menjawab; ‘Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalani suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadits ini dari Nabi kalian Shallallahu A’laihi Wassallam. (HR Imam Bukhari). (TB/Berbagai Sumber).
Disarikan dari Tabloid Bekam Edisi III Cetak Ulang (Siapa Bilang Diabet Tak Bisa Sembuh?)